Rabu, 15 April 2020

GEOSIK

Diposting oleh adinda arimurti di 2:45 PM 0 komentar

rio


rosma




GEODESI FISIK TUTORIAL 8

Diposting oleh adinda arimurti di 2:28 PM 0 komentar








Rabu, 07 November 2018

SWEET OR SWEAT ESCAPE

Diposting oleh adinda arimurti di 12:03 AM 0 komentar

Dariku manusia biasa yang hanya menjadi budak dari kita sendiri
Lagi-lagi bersikap baik tidak selalu mendapatkan respon yang baik khususnya di Indonesia. Mengapa seolah-olah mereka berpikir bahwa semua ini adalah bentuk ketidakadilan ketika ada permintaan bantuan. Mengapa ketika aku mementingkan golongan daripada individu selalu seolah-olah aku yang tidak berguna dan meminta-minta bantuan kepada mereka mengenai semua hal individuku. Aku lelah mendengarkan semua keluh kesah kalian mengenai golongan ini, tapi dimana kalian? Sebenarnya seberapa lelahkah kalian dalam berusaha?? Mengapa kita selalu mengeluh dengan keadaan ini?? Mungkin karena kita sendiri tidak tau sebenarnya siapa kita, bagaimana kita dan harus apa kita. Mungkin kita sendri tidak tau dan tidak paham atau bahkan tidak mau tau tentang bagaimana kita seharusnya, mana batas bawah dan batas bawah dari apa yang harus kita lakukan, bahkan bisa jadi semua usaha-usaha yang kita lakukan dan kita bicarakan yang seolah-olah adalah suatu hal besar saja belum melampaui batas bawah kewajiban kita, atau bahkan kita terlampau merelakan waktu dan tenaga yang ada dan melebihi batas atas yang ada.
Kita tidak berhak memutuskan semuanya secara sepihak, kita tidak tau bagaimana keadaan diluar kita. Mungkin benar sesekali kita bersikap seperti ini karena kita melihat sebuah bentuk ketidakadilan. Tapi kenapa kita hanya bisa mendemo dan melampiaskan keadaan yang ada? Adakah sesekali dbenak kita untuk tidak terus-menerus marah dengan keadaan?? Ayolah, sesekali, mari kita cari solusinya, bagaimana bisa semua ini merasakan keadilan yang sama, tidak ada pihak yang dirugikan dan semuanya menjadi pihak yang diuntungkan. Lagi-lagi, sebelum kita jauh berpikir untuk membantu menyelesaikan maslaah ini, kita lagi-laginya sudah menyerah dan meluapkan emosi yang ada.
Katanya bilang, yang kulakukan sudah banyak dan mengeluh dengan masalah yang ada di dalam kita. Mencoba untuk belajar ikhlas memanglah bukan hal yang mudah dan seketika bisa selesai. Sebenarnya, jujur saja, aku lelah dengan semua sistem yang tidak sengaja diberlakukan ini ada diantara kita, aku menyesal lebih tepatnya ada di lingkungan ini. Kalau saja aku bisa leluasa pergi dari sistem tak beradab ini, aku sudah pergi dari awal. Tapi nyatanya, aku menjebak diriku sendiri, aku sendiri yang membuatku aku selelah ini. Entah bagaimana ceritanya, entah bagaimana caranya, suatu saat nantiyesal lbih tepatnya ada di lingkungan ini. Kalau saja aku bisa leluasa pegi dari sistem tak beradab ini, aku sudah pergi dari awal. Tapi nyatanya, aku menjebak diriku sendiri, aku sendiri yang membuatku aku selelah ini. Entah bagaimana ceritanya, entah bagaimana caranya, suatu saat nanti akan.

Rabu, 06 Desember 2017

LOVE OR LEAVE

Diposting oleh adinda arimurti di 9:42 PM 0 komentar
"Sesungguhnya disamping kesulitan pasti ada kemudahan"
Mungkin itu hal yang sangat representatif untuk keadaan ini.
Dimulai dari konflik diri, konflik persahabatan hingga konflik cinta.
Aku bukan orang yang sangat penting dalam kelas ini, tapi tidak bisa menghalangiku untuk jatuh cinta. Semua orang berhak jatuh cinta entah dengan orang yang baru kenal sama teman sendiri.
Aku mengenalnya sejak drama itu dimulai. Aku mulai berinteraksi dengannya sejak saat itu. Ketika dia berjuang mempertahankan gelarnya aku disini memberi support yang besar namun juga mengharapkan kepulangannya dengan besar. Waktunya sangat tidak tepat, dua hal yang sangat penting itu berjalan di waktu yang sama. Aku dan dia berada di dalam satu kumpulan untuk menggelar suatu pementasan sebagai tugas besar semester itu. Namun apadaya, dia sebagai pemeran utama yang terpaksa digantikan secara mendadak. Sedih, namun "show must go on". Semua berjalan setidaknya tidak mengecewakan.
Sejak saat itu cerita tentang kita akan terus tertulis dengan rapih sebelum 'negara api' menyerang. Hal itu terjadi entah ku tak tau kapan itu mulai terjadi.
"Sudah jatuh tertimpa tangga" hal itu yang terjadi saat itu. Konflik kelas tentang seragam memang menjadi masalah umum di saat itu. Hal itu sudah menjadi konflik untuk semua kelas. Namun hal itu menjadi suatu event terbesar di perkembangan bersama. Cerita cintaku berjalan dengan baik sebenarnya, namun saat itu aku tidak pernah terpikirkan olehku saat teman terbaikku dengan tega melakukan itu padaku. Hantaman itu datang selembut peluru yang menghantam kencangnya degup jantungku Hal itu sudah menjadi konflik untuk semua kelas. Namun hal itu menjadi suatu event terbesar di perkembangan bersama. Cerita cintaku berjalan dengan baik sebenarnya, namun saat itu aku tidak pernah terpikirkan olehku saat teman terbaikku dengan tega melakukan itu padaku. Hantaman itu datang selembut peluru yang menghantam kencangnya degup jantungku.
Hal itu membuat pecah struktur kelas yang tidak ada huru-hara sebelumnya. Bahkan tragedi banner itu masih tersimpan dengan rapi dibenakku. Semua emosi meluap menjadi satu bahkan manusia-manusia tak berdosa menjadi korban dalam tragedi ini. Penghianatan, pembujukkan, separatisme. Tiga hal yang sangat tepat untuk merepresentasikan keadaan ini. Mereka tidak tahu bagaimana awal mula cerita ini. Berawal dari dia yang menjadi penjilat sahabat sendiri. Menjadi dalang adu domba dalam peristiwa ini. Bahkan hal yang sangat tidak kukira bisa-bisanya terjadi. Masih tersimpan rapi dibenakku bagaimana dia memperlakukan aku didepan mereka, aku mengingat semua obrolannya. Bahkan jejak-jejak itu masih tersimpan rapi juga.
Aku menjadi seorang yang berdiri sendiri, saat-saat seperti ini aku mengerti bagaimana sifat-sifat orang yang ada disekitarku.
Berdiri sendiri atau bersama-sama menopang masalah ini. Semua terbukti dan aku mendapat semua jawaban itu. Masalah itu seakan-akan menjadi konflik batinku sendiri. Hidup memang tidak pernah memihak. Aku melawan mereka dengan emosi yang terkontrol.
Dia menghindar dariku padahal aku masih berusaha dengan keras merangkulnya kembali. Namun, pembujuk sangatlah hebat, bahkan pembujuk ini sangat busuk sekali perkataannya, mengatakan taubat tapi semua itu hanya 'gimmick'. Entah kenapa, dia selalu hadir disaat aku bahagia dan menjadi salah satu faktor hilangnya kebahagiaan itu.
Dia telah bersama teman baikku, dan aku nerusaha tersenyum diatas rintihan hati ini. Memang terlihat puitis, namun hal itu memang yang terjadi. Merelakan lebih baik daripada terus mempertahankan tapi berkali-kali dihujani olah anak panah yang berusaha mencetak nilai terbaik di papan panah. Lambat laun, dia (teman baikku) kembali lagi padaku dengan segala permintaan maafnya padaku. Memaafkan memang berujung manis. Kami kembali lagi dengan formasi beremoat, berjanji melupakan hal yang lalu.
Disamping konflik penghianatan tersebut, hubunganku dengan dia tidak lagi semanis dulu. Aku dan dia semakin canggung. Entah semua itu menjadi seperti dendam dalam hati. Aku hanya meluapkan apa yang ada dipikiranku, namun dia dan mereka menganggapku seperti anak kecil. Konfliknya tidak sesederhana itu kawan. Semua datang secara beruntun dan seperti tidak ada jeda untukku agarku bisa bernapas.
Disaat konflik itu terjadi, ada seseorang yang terjebak cinta padaku. Aku menganggapnya tidak lebih dari pendengar yang baik. Berkali-kali ku menjelaskan jikalau hatiku belum siap menerima orang baru, karena kisah yang lalu adalah kisah yang terlalu manis untuk dilupakan. Sikapnya semakin menjadi-jadi sampai puncak emosinya. Aku. Memang sepertinya belum siap untuk jatuh cinta lagi.
Kurang dari satu tahun konflik itu terjadi, dia yang dulu bersama sahabatku datang lagi di kehidupanku menjadi sosok yang berbeda. Dia datang sebagai sahabat yang sangat berbeda, bahkan jauh lebih dekat dari yang dulu. Aku menjadi sosok yang sangat dipercaya olehnya, saat itu perasaan yang sudah hampir punah kembali bersemi. Kenapa laki-laki se tega itu datang dan pergi di hati ini. Aku dan dia menjadi jauh lebih dekat dari yang dulu. Aku sangat nyaman dengan keadaan itu. Namun kenapa keakraban itu hadir disaat-saat aku harus berpisah dengannya. Tututan membuat aku dan dia berpisah. 
Disisi lain, kelas yang telah mengalami konflik itu menjadi kelas yang sangat tangguh, sangat bisa dibanggakan oleh semua guru dan menjadi kelas yang sangat kompak. Semua cerita itu terukir dengan akhir yang sangat manis. 
Terimakasih untuk cerita tiga tahunnya. Hal itu tidak akan terlupakan

Minggu, 21 Februari 2016

Hey You! Part 14

Diposting oleh adinda arimurti di 8:43 PM 0 komentar

Hai readers, long long long time no see… lama banget gak ngepost.. mau nglanjutin Hey You!! Nihh, tapi kalo dilanjutin ceritanya udah panjang banget. Pada akhirnya aku udah bertekat bulat untuk Move On dari temen sekelas gue SMP dulu. Setelah dipikir-pikir nunggu empat tahun tuh gak sebentar loo, capek juga nunggu segitu lamanya. Sebenarnya Move on ini gak pure langsung dari hati, awlanya emang berat buat Move On, tapi karena suatu malam aku dapat pencerahan dari salah seorang temen cowok akhirnya bulatlah tekat untuk MOVE ON!! Yeahh…
Di penghujung tahun 2015 adalah akhir dimana cerita penantianku padanya. Akhirnya saya benar benar berselempang JOMBLO. Awalnya malam itu ada temen cowok yang chat BBM, dia kepo tentang siapa orang yang selama ini kusuka. Dikarenakan pada malam itu aku akan menjawab semua pertanyaan dengan jujur, akhirnya jujurlah saya padanya. Awalnya mungkin dia kaget setelah tau kalau aku adalah salah seorang cewek yang bertahan nunggu seorang cowok tanpa kepastian selama empat tahun lamanya. Yeah, itu rekor terlamaku dalam menunggu seseorang, dan sekarang aku sadar betapa banyak waktu yang kubuang sia sia demi penantian yang tak pasti.
Temenku bilang, ‘Kamu, cewek, nunggu cowok selama itu?? Cewek gak boleh nunggu cowok selama itu!! Kalau belum bias move on berarti niatmu yang belum kuat! Gak boleh nunggu cowok sampe segitunya!!’. Setelah malam itu aku benar benar melupakan dia. Mencoba merelakan semuanya. Malam terakhir di tahun 2015 dan juga malam terakhir aku menyukainya. Pada esoknya adalah Hari pertama di tahun 2016 dan juga Hari Pertama dengan cinta yang baru dan entah untuk siapa cinta ini.
Tahun baru buka hati baru, entah kenapa pada tahun ini aku benar-benar bertekat untuk tidak pacaran. Jangankan pacaran untuk menyukai seseorang saja aku tidak ingin. Mungkin aku benar benar gila, tapi aku senang dengan keadaanku saat ini. JOMBLO. FREE. PEACE. Gak lagi malu karena sebutan JOMBLO, justru sekarang aku akan malu jika jabatan JOMBLO itu hilang. Hidup tidak harus selalu tentang cinta kan?? Tidak semua cinta itu untuk sebuah pasangan. Menjalani apapun jika kita lakukan dengan hati dan dengan cinta akan jauh lebih menyenangkan.

Hidup tanpa cowok? Kenapa tidak. Tidak menutup semua kemungkinan dekat dengan cowok, biarkan semuanya menjadi teman baikku yang bias membantuku berdiri ketika aku terjatuh. Yang bias membantu aku dikala aku memang benar benar membutuhkan semua dorongan dorongan dari teman teman terdekat. So, Hey You sudah fix selesai.. jangan sedih readers, aku bakal buat judul baru lagi, tapi gatau entah kapan… doakan aja yaaa, semoga cepat ketemu judul barunya… byee byee

Sabtu, 14 November 2015

Akankah Keadilan Datang Padaku?

Diposting oleh adinda arimurti di 6:16 PM 0 komentar
Bukan aku yang tak ingin melihat fajar bersamamu, tapi kamu yang telah melihat rembulan bersamanya
Bagaimana bila bintang tau kalau kamu melihat bulan bersamanya?
Padahal dia merelakanmu melihat fajar bersamaku
Tapi jika kamu melihat fajar bersamaku, bagaimana keadaan hati sang bintang
Akankan dia akan menghujani bumi ini dengan meteor yang mengakibatkan ku tak bisa melihat fajar denganmu?
Aku memang mengharapkanmu datang untuk melihat fajar bersamaku
Tapi tak ada hak lebih dariku
Jikaku bersamamu, mungkin saja bintang akan mengangkat bendera perang
Aku mungkin belum bisa untuk melihat fajar sendirian
Tapi kini, hari hariku sendiri memandangi sinar sang fajar
Entah apa maumu, akankah melihat fajar atau rembulan
Atau mungkin kamu melihat terbitnya fajar saja setelah menikmati rembulan bersamanya
Kini hatiku tlah menunjuk, bagaimana cara menikmati sang fajar
Hatiku berkata, tetaplah memandang fajar dengan atau tanpa siapapun
Fajar berpesan, pandanglah aku semaumu, tapi jangan pernah bayangkan aku itu dia
Kini kujalani hidup dengan sinar sang fajar yang melengkapi hidupku

Minggu, 04 Oktober 2015

Dilema Remaja

Diposting oleh adinda arimurti di 10:36 PM 0 komentar
Well posting kali ini gue bakal bahas tentang mahkota gue alias hijab. Sebenernya gue gak mau ngejudge orang orang yang berhijab ataupun tidak, tapi mungkin kali ini gue agak risih liat orang orang yang semakin labil dengan pilihannya.
Yang bakal gue bahas pertama, kenapa dulu situ pake hijab tapi sekarang malah dilepas?
Well hijap itu sangat bantu kalian banget. Trutama meminimalisir dosa, coba pikirin aja kalau ada cewek cantik seksi pergi ke mall, pasti dilirik semua orang, bahkan cowo yang udah punya pacar atau bahkan yang beristri bisa jadi zina mata. Coba kalian berhijab, pandangan mereka itu berbeda, pandangan mereka hanya sekadar kagum atau memuji kalian cantik, tidak lebih dari itu. Tapi kalau seperti pernyataan yang pertama, pandangan mereka jauh dari itu, mungkin sebagian memandang, wah cantik, namun tak sedikit juga yang melihat tubuhmu yang terumbar. Mungkin gue bukan orang yang memakai hijab syar'i dan baju terusan. Tapi aku berusaha untuk konsisten dengan apa yang sudah aku pilih. Hey girls, jangan childish yaa, sekarang berhijab, nanti dilepas, nanti pake lagi, hidup gak sebercanda itu.
Yang kedua, kalian berhijab tapi sering keluar tanpa hijab. Aku juga gitu sih, tapi aku tanpa hijabnya dirumah atau ditempat saudara dan juga klo ditetangga dekat. Gue pake hijab baru setahun, sebelumnya gue juga sering, saat acara keluarga. Tapi yang gue maksud beda. Well, disekolah pake hijab, diluar kagak. Plis deh girls, konsisten dong. Lagi lagi, hidup gak sebercanda itu. Sering pasang display photo tanpa hijab, hmm sudah kuduga. For beginner its okay, tapi konsisten ya seterusnya. Trus malah ada yang ditegur karena sering copot hijab, trus dia udah bilang, lain kali pasti ple hijab kok. Well terkadang bukan mulut cowok aja yang gak bisa dipercaya, mulut cewek juga bisa seperti itu. Setelah kejadian itu, ternyat dia lgi lgi gak pake hijab. Huft, dia memang selalu bercanda dengan hidup ini.
Next, berhijab tapi haus belaian. Hmm, maklum kalau diusia seperti ini kita menyukai lawan jenis. Gue pun juga seperti itu, tapi yang ini lain hal. Haus belaian, bukan hal apa apa, ini dimaksudkan dia utu terlalu caper dengan lawan jenisnya. Bahkan dia tak hanya menyukai satu irang, sangat banyak yang mau dia gebet. Hmm, haus belaian banget. Dia deket sama ini, tapi juga deket sama ini, eh ternyaata masih berhubungan dengan mantannya. Hey girls, you are a queen, and the kings will fight to get you. Jadi stop banget cari gebetan banyak, sebelum kamu dicap sbg cewek yang mau sana sini, kebanyakan gebetan, caper dan lain lain.
Tulisan ini sebenernya gak mau nyindir seseorang atau siapapun, tpi aku cukup jenuh dengan kelakuan mereka yang terus bercanda dengan hidup ini. Mungkin gue sendiri bukan cewek yang sempurna. Gue cuma cewek yang masih dalam taraf belajar, so kalau gue khilaf ingetin yaa, gue gak bakal marah kalau kalian ngingetin gue. Gue cuma mau pesen : Hidup gak sebercanda ini, so konsisten dong. Bye byee :*
 

Adinda Arimurti Copyright © 2012 Design by Adinda Arimurti Vinte e poucos