Minggu
demi minggu kurelakan
Demi
nilai dan kebersamaan
Untuk
suatu keberhasilan
Yang tak
akan terlupakan
Jam demi
jam
Kurelakan
demi kalian
Semata
mata hanya untuk kalian
Dan untuk
keberhasilan kalian
Hari demi
hari
Semakin
dekat haluan itu
Kuserahkan
semua waktuku
Dan itu
juga untuk kalian
Setetes
air mata turun dari wajahku
Apa itu?
Mungkin hanya peluhku
Tapi
tidak! Itu air mataku yang turun
Krna
hatiku sudah terlalu sakit untuk menahan
Setiap
malam tak hentinya air mataku menangis
Semakin
deras, hingga tak bisa lagu kubendung
Tapi apa
mereka peduli terhadap tangisku?
Tentu
TIDAK
Putus asa
selalu menghampiriku
Hingga
puncak kebencianku kepada mereka
Tangisku
tak bisa lagu kuhentikan
Tolong
hentikan ini, aku takmau jadi bahan tertawaan lagi
Kuambil
air wudhu
Kupasrahkan
semua kepada Tuhan
Aku
lelah, aku meenyerah
Tapi apa
kata mereka kalau aku menyerah?
Egoisme,
Individualisme
Hanya itu
yag ada di benak mereka
Tak
pernah sedikit pun terlintas dipikiran mereka
Kebersamaan,
kekompakan, dan keberhasilan bersama
Sesampah
itukan kedudukanku?
Sampai
mereka tak henti hentinya
Membuatku
tersingkirkan dan terucilkan
Sampai
mereka tak pernah menengokku sekalipun hanya untuk menyapa
Mungkinterlalu
sakit bagiku
Bahkan
sangat sakit…
Tapi
mereka tak pernah merasakannya
Bahkan
tidak untuk sedikitpun
Hingga
akhirnya waktu itu tiba..
Memang
benar acting mereka sungguh luar biasa
Terlalu
canggih menutupi keohongan mereka
UNTUK
SEMENTARA..
Sukses,
mungkin sukses itu hanya saat itu
Tiada
kata sukses lagi sekarang
Kesuksesan
itu semakin membuatku terperosok
Terjebak
diantara tangisku yang menjadi jadi
Ya
Tuhan.. Aku Ini Siapa?
Siapa aku
menurut mereka?
SeSAMPAHkan
diriku dimata mereka?
Padahal
berkali kali terimakasih kulontarkan kepada mereka
Walaupun
akhirnya mereka juga mengecewakanku
Tapi apa?
Sampai detik ini tiada kata terimakasih yang terlontar dari mulut mereka
Apalagi
dari hati mereka
Aku tak
bisa meluapkan kemarahanku lagi
Ku hanya
bisa diam dengan semua sandiwara ni
Tetap
tersenyum dan bersabar yang ada di hati ini
Meski
hatiku terus berkata
‘AKU
LELAH, AKU INGIN MARAH, AKU BENCI MEREKA’
Tapi apa?
Aku tak bisa lakukan itu
Di dalam
doa malam ku selalu terucap
‘Ya
Tuhan, Buka kan Pintu Hati Mereka’
0 komentar:
Posting Komentar