Hari ini kulalui hari hariku seperti biasanya, agak sedikit bosan tapi yaahh mau gimana lagi, aku tak bisa mengelak. Pagi ini diawali dengan materi Penjas, kebayang dong dua jam pelajaran materi terus. Kelas semakin membosankan.
Well langsung aja ke topik bahasan. Hari ini ada temenku yang lagi ada problem. Problem itu bikin heboh sekelas, jadi ya aku ikutan heboh. Pada puncak problem itu, aku udah gak bisa nahan lagi. Aku diajak temenku ke Toilet, dan dia cerita ke aku, dan aku juga udah tau. Kasian juga sih, tapi itu juga mengganggu.
Setelah dari toilet, aku kembali ke kelas, dengan helaan nafas panjang kulangkahkan kakiku memasukki kelasku. Begitu materi berjalan, aku sama temenku kedepan karena alasan mata minus, tapi juga alasan lain. Semua orang dikelas, juga menghindarinya. Jauh dilubuk hati, aku gak tega nglakuin itu.
Saat diperjalanan pulang, aku masih kepikiran sama kejadian tadi, kenapa tadi aku harus kedepan? Seharusnya aku tetap ditempatku sana, ya Tuhann, maafkan hambamu ini yang juga tak bisa menjaga perasaan orang lain. Aku berbicara dalam hati, "Kenapa aku tadi meninggalkanny? Seharusnya aku harus bersikap menjadi seorang teman yang benar2 teman. Toh dia menanggapku teman atau tidak itu urusan belakang, tapi setidaknya aku bersikap menjadi seorang teman yang baik. Teman yang tidak hanya ada disaat temannya senang, tapi teman yang ada disaat temannya susah. Aku gak tau, bagaimana nanti jika aku juga merasakan menjadi diposisinya, apakah aku harus sendiri, tanpa temanku, harus termenung jalani hari2ku sendiri?? Ya Tuhaann, aku ndak mau seperti itu, tapi maafkan kesalahanku tadi, hal yang kulakukan tadi itu seperti merajut benang menjadi kain tetapi setelah menjadi kain, kain itu mudah robek atau aku menabung benih2 kesalahan. Dan aku tak bisa mengatakan MAAF itu padanya, walaupun sebenarnya bisa tapi hanya hatiku yang terlalu angkuh untuk meminta maaf, padahal memberi maaf JAUH lebih SUSAH dibandingkan memohon maaf. Mungkin aku tak bisa ucapkan maaf, namun ku hanya bisa ucapkan lewat ini".
Ku terus merenungkan itu, bagaimana bila nanti itu terjadi padaku? Sungguh ku tak bisa membayangkannya.
TAHT SI YM BGI FULAT, IM SRORY YM FNREID.